Hal itu diungkap oleh Kementerian Pertahanan Inggris, mengutip Senator Rusia Artem Sheikin, dalam laporan intelijen terbarunya pada Senin (24/7).
Disebutkan bahwa pelajaran akan mencakup pengintaian kendaraan udara tak berawak (UAV) dan perlawanan terhadap drone musuh.
"Keterampilan itu lebih bersifat budaya daripada praktis. Ini mengindikasikan bagaimana Rusia sangat bergantung pada UAV dalam perangnya dengan Ukraina," jelas laporan tersebut, seperti dimuat
The Jerusalem Post.
Selain drone, kurikulum terbaru Rusia juga akan memasukkan pelatihan lainnya dan akan mulai diterapkan pada 1 September mendatang.
Siswa Kelas 10 dan 11 juga akan dilatih untuk mengoperasikan senapan serbu dan granat tangan sebagai bagian dari program tersebut.
"Terdapat tambahan lainnya yakni senapan serbu, keterampilan granat tangan, dan pertolongan pertama pertempuran dalam silabus ‘Dasar-Dasar Keselamatan Hidup’ yang telah direvisi untuk siswa kelas 10 dan 11," tambahnya.
Menurut Kemenhan Inggris, kurikulum berbobot militer yang diterapkan pada anak sekolah Rusia dimaksudkan agar mereka memiliki budaya patriotisme militer yang kuat sejak dini.
BERITA TERKAIT: