RUU kontroversial yang dipelopori oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu itu telah memicu protes nasional selama 29 pekan.
“Kami bekerja sepanjang waktu, dengan segala cara yang memungkinkan, untuk menemukan solusi. Infrastruktur untuk kemungkinan pemahaman sudah ada, namun masih ada celah yang mengharuskan berbagai pihak untuk menunjukkan tanggung jawab,” kata Herzog pada Senin (24/7), seperti dimuat
Anadolu Agency.
Herzog, yang mengadakan negosiasi antara koalisi yang berkuasa dan oposisi dalam beberapa jam terakhir, meminta para pemimpin untuk mencapai kesepahaman.
"Warga Israel haus akan harapan dan mengharapkan tanggung jawab serta kepemimpinan. Saya meminta pejabat terpilih untuk bertindak dengan berani, dan menjangkau untuk mencapai pemahaman," ujarnya.
Sementara itu, pemimpin oposisi Yair Lapid mengatakan di Twitter bahwa negosiasi untuk kompromi telah gagal.
Anggota parlemen yang dikenal sebagai Knesset, sedang memperdebatkan perombakan yudisial menjelang pemungutan suara.
RUU itu akan mencegah pengadilan Israel, termasuk Mahkamah Agung, menerapkan apa yang dikenal sebagai "standar kewajaran" terhadap keputusan yang dibuat oleh pejabat terpilih.
Pemerintah berdalih aturan dimaksudkan untuk mengembalikan kekuasaan kepada pejabat terpilih, tetapi para kritikus berpendapat itu adalah perebutan kekuasaan oleh Netanyahu, yang diadili atas tuduhan korupsi.
Rencana perombakan yudisial telah memecah belah Israel, dan ada penentangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari berbagai kalangan, termasuk militer hingga sektor bisnis.
BERITA TERKAIT: