Pertikaian tersebut telah mengakibatkan 15 pekerja dan satpam mengalami luka-luka, serta kantor pembangkit listrik dan beberapa kendaraan dilaporkan mengalami kerusakan yang lumayan parah.
Otoritas kepolisian dari Kalapara bersama dengan petugas sub-unit distrik segera merespons situasi tersebut dan berhasil mengendalikan kerusuhan.
Sementara empat pekerja yang terluka serius segera mendapatkan pertolongan medis di kompleks kesehatan sub-unit Kalapara. Namun, akibat cedera parah yang dialami, mereka akhirnya dipindahkan ke Rumah Sakit Barisal Sher-e-Bangla Medical College untuk perawatan lebih lanjut.
Mengutip
Devdiscourse, Jumat (21/7) para pekerja yang terlibat dalam bentrokan menyampaikan keluhan mereka terkait pemotongan gaji atas dalih biaya layanan yang telah mereka kritik, namun keluhan tersebut tidak kerap mendapat respons, sehingga mereka memilih melakukan aksi protes ini.
"Kami mulai memprotes karena pihak berwenang tidak menerima permintaan kami, yang menyebabkan bentrokan," kata salah satu pekerja yang dirawat di rumah sakit.
Namun, kini situasi telah diredam dan kembali berjalan normal, dengan polisi tambahan telah dikerahkan ke lokasi proyek pembangunan listrik 1.320 MW milik Rural Power Company Limited (RPCL).
Meski begitu dalam menanggapi kericuhan tersebut, Direktur Proyek dan Chief Engineer RPCL, Tawfiq Islam sendiri telah berjanji untuk berkomunikasi dengan para pekerja untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Sementara, pihak berwenang Bangladesh juga berjanji akan mengambil tindakan hukum jika ada keluhan tertulis yang diajukan terkait masalah itu.
BERITA TERKAIT: