Mereka berendam dan berenang di sungai Nil untuk mendinginkan badan dan mengisi liburan Musim Panas.
Beberapa di antaranya lebih memilih sungai Nil karena dinilai lebih terjangkau, dibanding harus pergi ke wilayah Alexandria yang memakan cukup banyak biaya.
"Kami datang ke sini selama musim panas karena gratis. Kami tidak bisa menjangkau wilayah Alexandria yang jauh. Sungai Nil adalah tempat liburan orang miskin," kata Khatab Ramadan, seorang penduduk Kairo, seperti dimuat
African News. Penduduk lainnya, Mostafa Gamal, mengeluh karena suhu panas dan tingginya biaya hidup di Mesir.
"Apa yang harus kami lakukan? Di sini terlalu panas, dan kami tidak bisa pergi ke Alexandria atau tempat lain karena biasanya bisa mencapai 2.000 pound Mesir (Rp 972 ribu)," ujarnya.
Menurut Badan Cuaca Nasional, pekan lalu Mesir mengalami salah satu dari banyak gelombang panas di musim panas, dengan suhu melonjak di atas 37,7 derajat Celcius.
BERITA TERKAIT: