Dalam aksi terbaru pada Selasa (18/7) itu, para demonstran menutupi lantai gedung bursa dengan selebaran kecil yang menyerupai uang Shekel, serta selebaran bertuliskan "Hukum Kediktatoran Menghancurkan Ekonomi", yang merujuk pada penurunan nilai mata uang Israel yang signifikan sejak rencana reformasi peradilan pertama kali diumumkan.
Seperti dikutip dari
ANI News, demonstran juga menyalakan bom asap, dan meneriakkan slogan-slogan anti-pemerintah.
Mereka juga mengenakan kaus hijau seperti seragam kelompok cadangan Tentara Pertahanan Israel (IDF) untuk mendukung pasukan cadangan IDF yang baru-baru ini mengancam akan menolak panggilan bertugas jika reformasi tersebut disahkan.
Protes mingguan itu telah menunjukkan tingginya ketegangan dan ketidakpuasan di antara sebagian warga Israel terhadap rencana reformasi peradilan yang diusulkan.
Undang-undang yang diusulkan oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu itu akan memberikan kontrol yang lebih besar kepada pemerintah dan menghilangkan kemampuan Mahkamah Agung untuk membatalkan keputusan pemerintah yang dianggapnya tidak masuk akal.
Partai oposisi di Israel menuduh bahwa rencana tersebut dapat merusak sifat demokrasi Israel dan memberikan pemerintah kekuasaan yang tidak terkendali.
Untuk itu, dalam beberapa bulan terakhir ini, pemerintah dihadapkan pada tekanan untuk membatalkan rencana itu, yang dikhawatirkan dapat membawa Israel menuju kediktatoran.
BERITA TERKAIT: