Xi dan Duterte bertemu di wisma tamu negara Diaoyutai, Beijing pada Senin (17/7).
"Saya harap Anda akan terus memainkan peran penting dalam kerja sama yang bersahabat (antara China dan Filipina)," kata media pemerintah mengutip Xi.
Xi mengatakan, China selalu bersikeras untuk bersahabat dengan tetangga yang dilihatnya sebagai mitra, termasuk Filipina.
"Selama masa jabatan Anda sebagai presiden Filipina, Anda telah dengan tegas membuat pilihan strategis untuk meningkatkan hubungan dengan China dalam sikap bertanggung jawab kepada rakyat dan sejarah," kata Xi kepada Duterte.
Setelah Marcos menjabat sebagai presiden untuk masa jabatan enam tahun pada 2022, hubungan antara China dan Filipina menjadi tegang, dengan Manila beralih kembali ke sekutu tradisionalnya, Amerika Serikat (AS).
Filipina dan AS menegaskan kembali aliansi keamanan yang telah berlangsung puluhan tahun selama perjalanan Marcos ke AS pada Mei, di mana dia bertemu dengan Presiden Joe Biden.
Washington telah berjanji untuk membela Filipina, yang memungkinkan AS mengakses empat pangkalan militer tambahan tahun ini, yang membuat marah Beijing.
Marcos juga mengatakan pemberian akses AS ke pangkalan itu adalah langkah defensif yang akan "berguna" jika China menyerang Taiwan yang diperintah secara demokratis, yang diklaim China sebagai bagian dari wilayahnya.
BERITA TERKAIT: