Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kuba Kecam Kehadiran Kapal Selam Nuklir AS di Teluk Guantanamo

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/hani-fatunnisa-1'>HANI FATUNNISA</a>
LAPORAN: HANI FATUNNISA
  • Rabu, 12 Juli 2023, 23:47 WIB
Kuba Kecam Kehadiran Kapal Selam Nuklir AS di Teluk Guantanamo
Kapal selam nuklir AS/Net
rmol news logo Kehadiran kapal selam bertenaga nuklir milik Amerika Serikat (AS) di Teluk Guantanamo, mendapat kritikan dari Kuba.

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Kuba mengatakan kapal selam itu telah berada di pangkalan angkatan laut AS di Guantanamo sejak 5 hingga 8 Juli lalu.

Keberadaannya dinilai Kuba sebagai tindakan provokatif bermotif politik yang mampu meningkatkan ketegangan dua negara.

"Ini merupakan eskalasi provokatif oleh Amerika Serikat, yang motif politik atau strategisnya tidak diketahui,” bunyi pernyataan tersebut, seperti dimuat AFP pada Rabu (12/7).

Seorang pejabat AS yang tidak ingin disebutkan identitasnya mengatakan bahwa kapal selam nuklir itu memang dijadwalkan berhenti di Guantanamo untuk pengisian logistik.

Selanjutnya kapal akan berlayar ke selatan untuk ikut dalam UNITAS, gelaran latihan maritim multinasional terlama di dunia.

Merespons kritikan Kuba, jurubicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller menuduh Kuba mengalihkan perhatian internasional dari aksi protes 11 Juli yang terjadi di negaranya.

"Hari ini adalah peringatan dua tahun protes 11 Juli oleh rakyat Kuba yang menuntut hak asasi mereka yang sah, dan tanggapan represif pemerintah Kuba. Upaya Kuba mengalihkan Dunia tampak jelas hari ini," ujarnya.

Pada 11 Juli 2021, ribuan warga Kuba turun ke jalan dalam demonstrasi nasional terbesar melawan pemerintah sejak revolusi Kuba 1959.

Protes damai ini merupakan tanggapan atas pembatasan hak yang telah berlangsung lama, kelangkaan makanan dan obat-obatan, dan tanggapan pemerintah terhadap pandemi Covid-19.

Selama protes, dan minggu-minggu setelahnya, pihak berwenang secara sewenang-wenang menahan ratusan orang tanpa memberi tahu keluarga mereka tentang keberadaan mereka, menjaga aktivis dan jurnalis independen di bawah pengawasan ketat, dan memutus akses internet penduduk. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA