Dewan Mahasiswa Universitas Iran dan LSM Aktivis Hak Asasi Manusia di Iran (HRAI) mengklaim bahwa sekitar 40 hingga 67 mahasiswi telah diberi hukuman penangguhan atau diusir dari universitas karena gagal sepenuhnya mematuhi peraturan mengenai berhijab.
Dalam sebuah video yang dibagikan oleh jurnalis warga, terlihat banyak perempuan dan anak perempuan yang tidak mengenakan jilbab dan mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari komite disiplin atau warga sipil yang pro-rezim di tempat umum, jalanan, dan kampus.
Mengutip
New Arab, sebagai bentuk protes, mahasiswi dari berbagai daerah merekam video atau mengambil foto diri mereka tanpa mengenakan jilbab.
"Kami secara massal dilarang masuk ke kampus karena menolak mengenakan jilbab, dan dalam beberapa hari terakhir kami juga menghadapi kekerasan saat kami duduk dengan damai untuk melakukan protes," ungkap seorang mahasiswi dari salah satu universitas di Teheran, yang diusir dari kelas.
Selama aksi protes, para mahasiswa melaporkan bahwa tim keamanan universitas melakukan penyerbuan yang kasar ke asrama, dan mengusir mereka dari kampus, termasuk profesor dan staf pengajar yang mendukung para pengunjuk rasa.
"Administrasi universitas telah bertindak sebagai perpanjangan dari Republik Islam," kata seorang mahasiswa lainnya, yang menambahkan bahwa masa depan karirnya akan hancur kecuali dia meminta maaf dan mencabut postingan media sosial yang mendukung revolusi.
Aksi protes yang meluas di Iran semakin berani dilakukan oleh para demonstran, setelah unjuk rasa meletus di negara itu atas kematian Mahsa Amini pada 22 September lalu, yang diduga tewas akibat dianiaya secara brutal oleh pasukan polisi moral rezim Iran, usai ia ditahan karena tidak mengenakan hijab.
BERITA TERKAIT: