Hal itu diungkap oleh Presiden Kongo Felix Tshisekedi selama pertemuannya dengan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, di ibu kota Kinshasa pada Jumat (7/7).
Tshisekedi mengatakan, pemerintah kedua negara saat ini berada dalam beberapa kesepakatan, utamanya saling mendukung dalam bidang pertahanan.
"Kesepakatan itu bisa berbentuk pakta pertahanan bersama. Kami akan tahu lebih banyak dalam beberapa hari atau minggu mendatang," ungkapnya, seperti dimuat
African News. Sementara itu, Ramaphosa menyatakan komitmennya untuk membantu memerangi pemberontak dan mengentaskan kemiskinan di Kongo.
"Kami bersedia, siap dan selalu siap mendukung Kongo seperti yang telah kami lakukan di masa lalu dan kami akan terus melakukannya," ujar Ramaphosa.
Selama tiga dekade terakhir, wilayah Kongo Timur telah dilanda oleh pemberontakan yang dilakukan kelompok bersenjata M23.
Militan M23 yang dipimpin Tutsi muncul kembali tahun 2021 lalu. Hingga kini kelompok itu telah merebut sebagian besar wilayah Kongo Timur dan membuat sekitar satu juta orang mengungsi.
Kongo berulang kali menuduh Rwanda mendukung M23. Namun mendapat bantahan dari Kigali.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: