Artefak tersebut saat ini disimpan di dua museum Belanda. Benda-benda berkisar dari meriam yang dihias dengan mewah hingga logam dan perhiasan berharga.
“Ini momen bersejarah. Ini pertama kalinya, berdasarkan saran dari Komite Penasehat Pengembalian Benda Budaya dari Konteks Kolonial, kami mengembalikan benda yang seharusnya tidak pernah ada di Belanda, ”kata Sekretaris Negara untuk Kebudayaan dan Media Gunay Uslu, seperti dikutip
LBC News, Kamis (6/7).
Komite tersebut dibentuk pada tahun 2022 untuk menilai permintaan negara-negara untuk mengembalikan artefak di museum negara. Komite sedang mempertimbangkan lebih banyak permintaan restitusi dari Indonesia, Sri Lanka, dan Nigeria.
Salah satu yang menarik dari barang rampasan yang dikembalikan ke Sri Lanka adalah Cannon of Kandy, senjata seremonial yang terbuat dari perunggu, perak dan emas, dan bertatahkan batu rubi.
Meriam itu telah menjadi koleksi Rijksmuseum, museum seni dan sejarah nasional, sejak 1800. Menurut museum, meriam itu dijarah oleh pasukan Perusahaan Hindia Timur Belanda selama pengepungan dan penjarahan Kandy pada 1765.
Direktur museum, Taco Dibbits, menyebut keputusan untuk mengembalikan meriam dan lima benda lainnya sebagai langkah positif dalam kerja sama dengan Sri Lanka.
Sebuah upacara direncanakan pada 10 Juli untuk secara resmi menyerahkan artefak yang dijarah ke Indonesia, termasuk koleksi permata yang dikenal sebagai Harta Karun Lombok yang dijarah dari pulau Lombok.
Beberapa negara Barat mengembalikan artefak yang dijarah dan benda-benda lain selama era kolonial.
Pada Januari, sebuah museum Berlin mengumumkan pada bulan Januari bahwa mereka siap mengembalikan ratusan tengkorak manusia dari bekas jajahan Jerman di Afrika Timur.
Pada 2021, Prancis mengatakan akan mengembalikan patung, singgasana kerajaan, dan altar suci yang diambil dari negara Benin di Afrika Barat. Tahun lalu, Belgia mengembalikan gigi berlapis emas milik pahlawan kemerdekaan Kongo yang terbunuh, Patrice Lumumba.
BERITA TERKAIT: