Pertempuran yang kembali meletus itu terjadi karena pasukan tentara berusaha memotong rute pasokan yang digunakan paramiliter saingannya,
Rapid Support Force (RSF).
Berdasarkan laporan yang dimuat
The National News pada Rabu (5/7), pasukan tentara melancarkan serangan darat dan udaranya dengan tembakan artileri beratnya di beberapa wilayah Omdurman.
Namun, RSF dengan cepat membalas serangan itu dengan mendatangkan lebih banyak pejuang dari Darfur dan Kordofan ketika konflik semakin memanas.
Menurut keterangan warga setempat, bentrokan itu merupakan yang terberat dalam beberapa minggu terakhir ini.
"Ada serangan bom yang sangat hebat selama berjam-jam, serangan udara, artileri, dan tembakan. Ini adalah kali pertama bagi kami mengalami serangan terus-menerus dengan intensitas seperti ini dari segala arah," kata warga distrik Al Thawra Omdurman, Manahel Abbas.
Perang di negara Afrika itu kini telah mendekati bulan ketiga sejak meletus pada 15 April lalu, dengan akhir yang belum terlihat.
Sementara sejauh ini, korban sipil terus berjatuhan yang semakin meningkatkan kekhawatiran dari masyarakat internasional.
BERITA TERKAIT: