Penolakan tersebut diutarakan langsung oleh Perdana Menteri Viktor Orban dalam sebuah pernyataan di stasiun radio nasional pada Jumat (30/6).
Orban mengatakan bahwa dirinya tidak setuju dengan inisiatif Uni Eropa, dan menolak membayar peningkatan biaya layanan utang pada organisasi ekonomi kawasan tersebut.
"Satu hal yang jelas, kami orang Hongaria tidak akan memberikan lebih banyak uang ke Ukraina sampai mereka mengatakan ke mana dana sebelumnya yang bernilai sekitar 70 miliar euro (Rp 1.143) itu hilang," tegas Orban, seperti dimuat
The Star. Terlebih lagi, kata Orban, Hongaria dan Polandia belum menerima dana dari Dana Pemulihan Uni Eropa karena sengketa hukum yang belum kunjung selesai.
"Sangat konyol dan tidak masuk akal, bahwa kami harus membayar lebih banyak dana untuk memenuhi cadangan piutang Uni Eropa. Padahal kami masih belum menerima dana yang menjadi hak kami," tuturnya.
Uni Eropa berencana memberi Ukraina bantuan 50 miliar euro atau Rp 817 triliun untuk periode 2024 hingga 2027.
Menurut Uni Eropa, tingkat inflasi dan suku bunga yang tinggi diklaim menjadi alasan mengapa pihaknya melipatgandakan biaya pembayaran utang.
Sementara itu, Hongaria dan Polandia belum kunjung mendapat dana pemulihan yang menjadi hak mereka karena diblokir oleh Komisi Eropa. Kedua negara diduga merusak demokrasi dan supremasi hukum yang membuatnya menjadi tidak sejalan dengan Uni Eropa.
BERITA TERKAIT: