Kematian tersebut diumumkan Kementerian Kesehatan pada Kamis (29/6), dengan kematian yang disebabkan oleh kondisi panas ekstrem ketika suhu mencapai hampir 50 derajat Celcius di beberapa wilayah negara itu.
Dari jumlah total kematian, lebih dari dua pertiga terjadi pada periode 18-24 Juni, sementara sisanya terjadi pada minggu sebelumnya. Laporan yang dirilis oleh kementerian tersebut menyebutkan bahwa pada periode yang sama tahun lalu, hanya terdapat satu kematian terkait panas yang tercatat.
“Sekitar 64 persen kematian terjadi di negara bagian Nuevo Leon yang berbatasan dengan Texas. Sementara itu, kematian lainnya tersisa di negara bagian Tamaulipas dan Veracruz yang berlokasi di sepanjang pantai Teluk Meksiko,” kata kementerian, seperti dimuat
Reuters, Jumat (30/6).
Meskipun beberapa hari terakhir suhu di Meksiko telah mengalami penurunan karena adanya musim hujan, namun beberapa kota di utara negara itu masih mengalami suhu yang tinggi.
Pada Rabu, Kota Aconchi di negara bagian Sonora mencatat suhu tertinggi sebesar 49 derajat Celcius.
Selain kematian yang meningkat, dalam tiga minggu terakhir, gelombang panas dikabarkan juga telah mempengaruhi jaringan energi negara tersebut dan menimbulkan beban listrik yang tinggi, yang akhirnya memaksa pihak berwenang untuk menutup sekolah di beberapa daerah.
Saat ini, pihak berwenang Meksiko terus melakukan langkah-langkah untuk mengurangi dampak gelombang panas yang melanda negara tersebut, serta memberikan peringatan kepada masyarakat untuk menjaga kesehatan dan menghindari paparan terlalu lama pada suhu yang ekstrem.
BERITA TERKAIT: