Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Stoltenberg: China Bukan Musuh, Dekati tetapi Jangan Bergantung pada Rezim Otoriter

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 20 Juni 2023, 07:54 WIB
Stoltenberg: China Bukan Musuh, Dekati tetapi Jangan Bergantung pada Rezim Otoriter
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg/Net
rmol news logo Negara-negara anggota NATO boleh saja terlibat kerja sama dan perdagangan dengan China. Namun begitu, mereka harus mengurangi ketergantungan pada impor China.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengingatkan hal itu saat berbicara pada Hari Industri, yang diselenggarakan oleh Federasi Industri Jerman, Senin (19/6).

Ia juga menekankan agar anggota NATO  menahan diri dari mengekspor teknologi canggih ke China.

"China bukan musuh kita, dan kita akan terus berdagang dan berhubungan dengan China. Namun pada saat yang sama, kita harus menghindari ketergantungan yang membuat kita rentan. Kita harus mengakhiri ketergantungan kita pada rezim otoriter," katanya.

Anggota NATO tidak boleh bergantung sepenuhnya pada China untuk bahan baku dan produk penting, termasuk mengekspor teknologi yang dapat digunakan untuk melawan NATO, atau kehilangan kendali atas infrastruktur penting, seperti jaringan 5G, pesan Stoltenberg, seperti dimuat TASS.

"Masalah hubungan dan ketergantungan dengan China, bukanlah "lanskap hitam-putih", tetapi 'lanskap kabur', di mana kita harus membuat keputusan sulit," lanjut Stoltenberg.

Bertahun-tahun yang lalu, banyak yang berpikir bahwa semakin banyak berdagang dengan China, maka mereka akan semakin liberal, lebih terbuka, dan lebih demokratis. Namun, kata Stoltenberg kenyataannya adalah China saat ini kurang liberal dan lebih otoriter dibandingkan 20 tahun lalu.

Stoltenberg kemudian merujuk pada perlakuan China terhadap minoritas di negara itu bersikap di Laut China Selatan. Ia juga mengklaim, tanpa memberi rincian, bahwa China mencoba untuk mendekati NATO untuk menyuap sekaligus mengancam.

"Ini memastikan bahwa ada risiko ketika kita mengembangkan ketergantungan pada bahan baku penting dari China,” ujar Stoltenberg.

"Ini bukan tentang mengisolasi China. Kita harus bersaing, terus berdagang dan terlibat dengan Beijing. Namun, di beberapa pasar, seperti komoditas tertentu yang kritis, kecanduan dapat membuat kita rentan," tegasnya. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA