AFP pada Kamis (15/6) memperoleh teks lengkap dari kesepakatan tersebut. Di dalamnya disebutkan, dengan persetujuan Papua Nugini, Amerika Serikat akan dapat menempatkan pasukan dan kapal di enam pelabuhan dan bandara utama, termasuk Pangkalan Angkatan Laut Lombrum di Pulau Manus dan fasilitas di ibu kota Port Moresby.
Washington akan memiliki akses tanpa hambatan ke lokasi untuk memposisikan peralatan, suplai, dan material terlebih dahulu, serta memiliki izin penggunaan eksklusif beberapa zona, tempat pengembangan dan kegiatan konstruksi dapat dilakukan.
Perjanjian tersebut membuka pintu bagi Washington untuk membangun jejak militer baru di pelabuhan laut dalam yang berharga secara strategis, pada saat meningkatnya persaingan dengan Beijing.
Bertengger di tepi barat daya Samudra Pasifik, Lombrum di masa lalu telah digunakan sebagai garnisun pasukan Inggris, Jerman, Jepang, Australia, dan AS.
Selama Perang Dunia II, itu adalah salah satu pangkalan AS terbesar di Pasifik, dengan 200 kapal berlabuh, termasuk enam kapal perang dan 20 kapal induk yang digunakan untuk merebut kembali Filipina dari Jepang.
China telah mencari pijakan sendiri di Lombrum dalam beberapa tahun terakhir, sebelum dikalahkan oleh Australia dan Amerika Serikat, yang pada 2018 setuju untuk bersama-sama mengembangkan fasilitas itu dengan Papua Nugini.
Akses pasukan AS ke Lombrum dapat digunakan untuk memperkuat fasilitas AS di Guam di utara, yang dapat menjadi kunci jika terjadi konflik terkait Taiwan.
BERITA TERKAIT: