Sementara China telah menyusup dan sedikit demi sedikit mengambil peran hegemoni AS di kawasan kaya minyak tersebut.
Mengutip
The Middle East Monitor pada Rabu (14/6), publikasi itu menyoroti hubungan yang tegang antara Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed Bin Salman dan Presiden AS saat ini Joe Biden.
"AS saat ini memiliki hubungan yang rumit dengan salah satu negara paling menonjol di Timur Tengah. Sementara China mulai masuk mengisi kekosongan peran diplomatik Washington," bunyi laporan tersebut.
Asisten direktur Pusat Studi Timur Tengah Universitas Ohio State sekaligus penulis buku Keys to Understanding the Middle East, Melinda McClimans membenarkan hilangnya pengaruh AS.
Menurutnya, situasi benar-benar berubah sejak Mohammed Bin Salman diangkat.
"Dulu mereka adalah sekutu yang pasti. Sekarang tidak seperti itu lagi. Sangat tidak terduga," kata Melinda.
Sementara itu, Veteran tempur Korps Marinir AS, Rich McCormick menilai kebangkitan China di Timur Tengah merupakan hasil dari kebijakan luar negeri Presiden Joe Biden.
Ini berkaitan dengan penarikan pasukan AS dari Afghanistan pada 2021 lalu. Hal itu menimbulkan kekosongan keamanan dan membuat beberapa negara Timur Tengah mempertimbangkan China sebagai mitra.
BERITA TERKAIT: