Menurutnya, butuh waktu antara lima hingga 10 tahun untuk membuat gudang persenjataan Eropa kembali penuh.
Ini juga berarti Slovakia tidak dapat lagi memberikan bantuan militer yang besar ke Ukraina karena kurangnya sumber daya.
"Depot senjata telah kosong di seluruh Eropa. Semua tentara mestinya segera mengisi kembali persediaan. Ini adalah pekerjaan selama 5-10 tahun," katanya, seperti dikutip dari
TASS. Namun, ia tidak menampik bahwa konflik Ukraina telah membuka peluang baru bagi industri pertahanan Slovakia, karena permintaan amunisi untuk Ukraina meningkat, yang berarti akan memberikan pendapatan dan pekerjaan bagi Slovakia.
Sejauh ini, Slovakia termasuk salah satu negara anggota NATO yang banyak mengirimkan bantuan persenjataan untuk Ukraina.
Bulan lalu, Kementerian Pertahanan Slovakia mengumumkan dalam sebuah posting Facebook bahwa tahap kedua pengiriman bantuan jet tempur generasi keempat MiG-29 buatan Rusia, telah diserahkan ke Ukraina.
Pasokan itu semakin menambah jumlah pesawat MiG-29 NATO untuk membantu Kyiv melawan invasi Rusia.
Total, sepanjang invasi Rusia ke Ukraina, Slovakia telah mengirim 13 pesawat MiG-29.
Mengenai kekosongan gudang senjata Ukraina, Uni Eropa sedang dalam langkah penting dalam pengadaan amunisi bersama untuk membantu Ukraina dan mengisi kembali persediaan anggota.
Membantu pasokan senjata ke Ukraina telah menghabiskan persediaan negara-negara anggota dan sekutu Kyiv.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa (UE) Josep Borrell tahun lalu mengatakan, perang Ukraina telah mengingatkan mereka bahwa selama ini kurang berinvestasi dalam pertahanan.
"Perang di Ukraina telah menjadi peringatan. Selama bertahun-tahun kami kurang berinvestasi dan ini berarti stok kami cepat habis karena fakta bahwa kami menyediakannya ke Ukraina," katanya, seperti dikutip dari
Euro News.
BERITA TERKAIT: