Dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (10/6), ENDF membantah jika ada personelnya yang terlibat dalam pencurian bantuan.
"Beberapa laporan media yang menyebut tentara ENDF terlibat dalam pencurian bantuan makanan sipil itu tidak benar," bunyi pernyataan tersebut, seperti dimuat
Xinhua.
Lebih lanjut, ENDF mengklaim pihaknya memiliki persediaan pangan yang terpisah dan cukup, sehingga tidak perlu mengambil bantuan dari warga Ethiopia yang membutuhkan.
"ENDF secara luas dikenal sebagai tentara rakyat karena menyediakan sebagian pasokan makanannya sendiri untuk warga Ethiopia serta negara-negara tempat pasukan itu dikerahkan dalam misi penjaga perdamaian," tambahnya.
Pada Jumat (9/6), Program Pangan Dunia (WFP) dan Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) memutuskan untuk menangguhkan program bantuan pangannya di Ethiopia, karena adanya penyelewengan bantuan skala besar yang dilakukan oleh oknum ENDF.
Berasarkan investigasi yang dilakukan USAID selama dua bulan terakhir, ditemukan bahwa makanan yang didanai pendonor telah disalahgunakan dan dijual di pasar swasta.
Bahkan dalam beberapa kasus bantuan itu juga dikirim ke luar negeri.
Menurut PBB, lebih dari 20 juta orang di Ethiopia sangat membutuhkan bantuan pangan kemanusiaan di tengah dampak kekeringan dan konflik kekerasan yang terjadi selama bertahun-tahun.
BERITA TERKAIT: