Dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (10/6), Kemenhan Meksiko menjelaskan para pelaku sudah ditangkap dan ditahan di penjara militer di Mexico City sambil menunggu persidangan di pengadilan militer.
"Para prajurit telah dituduh melanggar disiplin militer," bunyi laporan tersebut, seperti dimuat
Washington Post.
Selain menghadapi pengadilan militer, tentara-tentara itu juga akan menjalani persidangan di pengadilan sipil secara terpisah.
Di bawah undang-undang Meksiko, pelanggaran apa pun oleh tentara yang melibatkan warga sipil harus melalui pengadilan sipil, tetapi tuntutan terpisah dapat diajukan ke pengadilan militer.
Video dari kamera keamanan toko yang diterbitkan awal bulan ini menunjukkan sebuah truk pick up hitam menabrak dinding dengan kecepatan penuh.
Sebuah truk militer Meksiko yang tampaknya mengejarnya tiba tak lama kemudian dan menabrak sisi penumpang pikap tersebut. Penumpang truk diseret keluar, ditendang dan dipaksa ke dinding. Mereka kemudian ditemukan tewas tertembak.
Meski terkenal sebagai pemimpin yang menggantungkan kekuasaanya pada kekuatan militer, López Obrador mengaku akan bertindak tegas menghukum oknum tentara yang melakukan pembunuhan di luar hukum tersebut.
López Obrador pada Rabu (7/6) menentang keras pembunuhan tersebut dan mendesak agar pelaku segera diadili.
“Rupanya ini adalah tindak pembunuhan yang tidak diizinkan. Mereka yang bertanggung jawab akan segera diserahkan kepada pihak yang berwenang,” ujarnya dalam konferensi pers, seperti dimuat
Associated Press.
Selama memimpin, López Obrador telah memberi militer peran yang belum pernah ada sebelumnya dalam segala hal mulai dari penegakan hukum hingga proyek infrastruktur, serta menjalankan kereta api dan bandara.
Dia gigih membela kejujuran tentara, tapi laporan pelanggaran hak asasi manusia yang diduga dilakukan oleh personel militer terutama di Nuevo Laredo terus berdatangan.
Kota itu didominasi oleh geng kartel narkoba Timur Laut, dan insiden baku tembak antara tentara atau geng saingan adalah hal biasa.
BERITA TERKAIT: