Hal itu membuat Perdana Menteri Belgia, Alexander De Croo mempertanyakan komitmen Ukraina terhadap senjata yang seharusnya digunakan untuk bertahan, bukan menyerang.
"Kami meminta Ukraina untuk mengklarifikasi situasinya bagi kami. Aturannya ketat, jelas, senjata kami yang dipasok ke Kyiv adalah untuk (mempertahankan) wilayah mereka," tegas De Croo, seperti dikutip dari
The Defense Post pada Selasa (6/6).
Pernyataan PM Belgia muncul sebagai reaksi atas laporan
The Washington Post yang menyebutkan bahwa senjata Barat telah digunakan untuk menyerang wilayah Belgorod Rusia.
Laporan yang berasal dari sumber-sumber intelijen AS tersebut mengungkap keterlibatan kelompok pejuang Rusia pro-Ukraina, anti-Kremlin ultra-nasionalis dalam serangan ke dalam Rusia dari wilayah Ukraina.
Dikatakan, mereka menggunakan empat kendaraan lapis baja yang dipasok oleh Amerika Serikat dan Polandia ke Ukraina dalam serangan bulan lalu.
Kemudian senapan buatan Belgia dan Republik Ceko juga ikut digunakan dalam serangan itu.
Belgia merupakan salah satu anggota NATO yang ikut mengirimkan banyak senjata ke Ukraina. Tetapi dengan tujuan pertahanan diri, bukan penyerangan, seperti yang diberitakan.
Sebab, jika penggunaan senjata dialihkan untuk menyerang wilayah musuh, maka dikhawatirkan eskalasi akan meluas hingga memunculkan Perang Dunia Ketiga.
BERITA TERKAIT: