Pasalnya pria berusia 55 tahun itu dianggap sebagai orang nomor dua terkuat di Turki setelah Erdogan, karena kesetiaannya yang telah teruji selama belasan tahun.
Kepala intelijen Mesir Muhamed Refaat pernah mengatakan bahwa Fidan adalah intel terbaik dunia Islam saat ini. Bahkan, menurutnya, mengalahkan intel Zionis dan Amerika.
Fidan sebelumnya merupakan kepala badan intelijen Turki Organisasi Intelijen Nasional (MIT) sejak 2010, dan menjadi salah satu dari sedikit orang kepercayaan presiden Turki, yang hingga kini masih terus menjabat di berbagai posisi sejak Erdogan menjadi perdana menteri pada tahun 2003.
Selama menjabat sebagai kepala mata-mata, Erdogan pernah menyebut Fidan sebagai "penjaga rahasia", karena banyaknya peran yang ia lakukan selama belasan tahun, termasuk dalam menggagalkan upaya kudeta yang pernah menimpa pemerintahan Erdogan.
Pada 2016, dengan instingnya yang kuat, Fidan menjadi tokoh kunci yang menggagalkan rencana itu. Ia menjadi orang pertama yang mencium niat jahat sejumlah tokoh militer yang merencanakan kudeta kepada Erdogan.
Seperti dikutip dari Turkinesia, Senin (5/6), tepatnya pada 15 Juli 2016 lalu, kepala mata-mata itu memutuskan untuk mengadakan pertemuan darurat dengan sejumlah pemimpin senior militer. Setelah pertemuan itu, ia mengeluarkan instruksi larangan penerbangan militer, untuk mencegah niat mereka mengkudeta Erdogan.
Instruksi tersebut kemudian membuat pemimpin kudeta menyadari bahwa rencana mereka telah terbongkar oleh Fidan, dan memutuskan merubah taktiknya dengan beraksi lebih awal pada Jumat malam, yang seharusnya dilaksanakan pada Sabtu pukul 03.00 pagi.
Mengetahui rencana tersebut, Fidan segera menghubungi Erdogan yang sedang berlibur di sebuah resort pantai di kota Marmaris agar segera meninggalkan tempat tersebut dan menyatakan keadaan darurat, karena akan terjadi kudeta.
"Terjadi kudeta, tuan Presiden! Kami akan bertempur dengan mereka hingga mati! Anda bergabunglah bersama rakyat, dan nyatakan keadaan darurat sekarang juga!," seru Firdan kepada Erdogan.
Tidak berselang lama saat Erdogan berhasil lebih dulu meninggalkan hotelnya, gerombolan pasukan kudeta benar-benar datang menyerbu tempat tersebut, dengan serbuan balik dilakukan oleh rakyat yang turun ke jalan, karena respon keadaan darurat yang telah dengan cepat diumumkan Erdogan melalui panggilan telepon dengan presenter televisi CNNTurk.
Setelah upaya kudeta berhasil digagalkan, Erdogan terus memberi kepercayaan penuh kepada Hakan Fidan untuk mengisi berbagai posisi penting di negaranya.
Fidan, kelahiran angkara 1068, merupakan lulusan Angkatan Darat Turki dan mengawali karirnya sebagai mantan bintara antara 1986-2001. Ia pernah bertugas di Korps Reaksi Cepat NATO di Jerman.
Selama penugasan NATO di luar negeri, Fidan memperoleh gelar sarjana dalam ilmu politik dan manajemen dari University of Maryland yang diikuti oleh gelar master dan doktoral dari Departemen Hubungan Internasional di Universitas Bilkent.
Setelah pengabdiannya di militer, ayah tiga orang anak ini fokus pada kehidupan akademiknya dengan mengajar kursus hubungan internasional di Universitas Hacettepe dan Bilkent di ibu kota Turki, Ankara.
Penunjukkan Fidan, dengan peran dan segudang pengalamannya, diprediksi akan merubah gaya hubungan luar negeri Turki di masa depan.
Di dunia diplomatik selama beberapa tahun terakhir nama Fidan sudah tidak asing lagi, sebab sebagai kepala intel, dia sering terlibat dalam diplomasi saluran belakang dengan sekutu dan musuh bangsa di seluruh dunia.
BERITA TERKAIT: