Newsweek melaporkan Minggu (3/6), Menhan AS dalam pidatonya pada Sabtu memperingatkan Beijing agar tidak mengambil tindakan lebih lanjut di sekitar pulau Taiwan yang telah lama menjadi titik panas antara hubungan antara Amerika Serikat dan China.
"Seluruh dunia memiliki kepentingan dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di Taiwan, menunjukkan pentingnya memastikan keamanan jalur pelayaran komersial di wilayah tersebut. Rantai pasokan global, serta kebebasan navigasi, bergantung pada perdamaian di kawasan itu" kata Austin, memperingatkan akan ada dampak luas dari perang di Taiwan.
Ia juga memperingatkan selama konferensi keamanan bahwa perang antara Amerika Serikat dan China akan menghancurkan. "Tapi jangan salah: konflik di Selat Taiwan bisa lebih menghancurkan," katanya.
Peringatan Austin terhadap eskalasi konflik dengan China muncul setelah jet China baru-baru ini terlibat dengan militer AS.
Pihak berwenang pada Selasa pekan lalu mengatakan bahwa seorang pilot pesawat tempur J-16 China melakukan manuver agresif yang tidak perlu pada pesawat militer AS Jumat lalu, yang diduga terbang tepat di depan moncongnya.
Austin juga mengeluarkan peringatan ke China terhadap tindakan militer yang berisiko selama pidatonya.
“Republik Rakyat Tiongkok terus melakukan sejumlah pencegatan berisiko yang mengkhawatirkan terhadap pesawat AS dan sekutu yang terbang secara sah di wilayah udara internasional. Dan kita semua baru saja melihat kasus lain yang meresahkan dari penerbangan agresif dan tidak profesional oleh RRT,” kata Austin.
Ia menekan bahwa AS tidak perlu mencari konflik atau konfrontasi dengan China, tetapi juga tidak akan gentar menghadapi intimidasi atau paksaan. Menurutnya, posisi A di Selat Taiwan, adalah hal yang penting.
Amerika, kata Austin, sangat berkomitmen untuk mempertahankan status quo di Taiwan, di mana konflik tidak akan terjadi atau tidak dapat dihindari.
"Presiden Biden sudah jelas. Amerika Serikat tidak mencari Perang Dingin baru. Dan persaingan tidak boleh meluas menjadi konflik. Dan kawasan itu tidak boleh terpecah menjadi blok-blok yang bermusuhan," ujarnya.
Sementara pejabat AS belum mengatakan perang melawan China sudah dekat, mereka telah mempersiapkan kemungkinan itu. Pada bulan April, pasukan AS melakukan latihan di mana mereka melakukan simulasi untuk mempertahankan Taiwan dari invasi China.
BERITA TERKAIT: