Melalui akun Twitter, Direktur hak-hak perempuan di HRW mengatakan Taliban terus meningkatkan represi terhadap perempuan dan anak perempuan Afghanistan.
"Mereka terus berbicara untuk pengakuan dan dukungan kemanusiaan. Namun enggan melakukan pembicaraan yang berarti untuk perempuan," cuit HRW, seperti dikutip dari
The Print pada Sabtu (3/6).
Pernyataan itu merujuk pada pertemuan pejabat Taliban dengan delegasi Qatar. Di mana juru bicara Taliban menyatakan bahwa Mullah Hassan Akhund meminta otoritas Doha membantu mereka mengembangkan kepercayaan komunitas internasional terhadap Afghanistan.
Terlepas dari kerja sama yang terbangun, ternyata Qatar juga tidak suka dengan kebijakan diskriminatif Taliban yang menargetkan kaum perempuan.
Sejak pengambilalihan Taliban pada Agustus 2021, akses perempuan dan anak perempuan Afghanistan ke pendidikan dan pekerjaan menjadi sangat terbatas.
Ribuan perempuan terpaksa tinggal di rumah sejak perguruan tinggi dan sekolah berhenti menerima siswa perempuan. Belum lagi mereka juga dilarang bekerja di LSM lokal dan internasional.
BERITA TERKAIT: