Seperti dimuat
New Arab, Jumat (2/6), pengadilan menjatuhkan hukuman kepada Sonko yang dianggap telah merusak kaum muda, karena kerap menyerukan aksi protes di negara itu.
Keputusan pengadilan telah menyebabkan aksi kekerasan yang meletus di ibu kota Senegal, Dakar, Kamis, dengan sekelompok anak muda menyerang bus, kantor loket transportasi, dan properti publik lainnya. Sementara di beberapa bagian kota, para pemuda membakar ban, dan memasang penghalang jalan sebagai bentuk kemarahan.
Bentrokan tersebut pecah antara pemuda dan aparat keamanan dengan serangan saling balas antara mereka yang menembakkan gas air mata dan melemparkan batu, yang menewaskan sembilan orang.
"Kami menyesalkan, aksi tersebut memicu kekerasan dan menyebabkan penghancuran properti publik dan pribadi, dan sayangnya, ada sembilan kematian di Dakar dan Ziguinchor," kata Menteri Dalam Negeri, Antoine Diome.
Seorang pejabat partai kepresidenan di Keur Massar, Satire Mbaye, menuturkan bahwa markas besar mereka telah dijarah oleh para demonstran.
"Mereka memecahkan jendela dan menghancurkan peralatan di dalamnya sambil bertanya di mana rumah Assome Diatta, ketua partai setempat," katanya.
Menurut media lokal, jalan tol menuju bandara juga telah diputus oleh demonstran. Sementara kereta komuter yang menghubungkan kota baru Diamniadio ke ibu kota, terpaksa menghentikan layanannya.
Aksi protes itu terjadi beberapa jam setelah keputusan pengadilan kriminal Dakar terhadap Sonko, tokoh yang populer di kalangan anak muda diumumkan.
Sonko sebelumnya telah dituduh melakukan pemerkosaan terhadap seorang pegawai di salon kecantikan, tuduhan yang telah ia bantah dan menggambarkannya sebagai tudingan bermotivasi politik dari lawannya, Presiden Macky Sall.
Kasus yang berlangsung selama dua tahun itu telah sangat memecah belah negara Afrika Barat, karena terus memicu bentrokan sporadis namun mematikan yang merusak citra stabilitas negara itu.
BERITA TERKAIT: