Presiden Venezuela, Nikolas Maduro dan pemimpin Brasil Lula da Silva pada Senin (29/5) menggelar pertemuan tatap muka untuk pertama kalinya sejak 2015 lalu.
Maduro baru bisa memasuki Brasil tahun ini karena selama kepemimpinan mantan Presiden sayap kanan Brasil Jair Bolsonaro 2019 lalu, kehadirannya sangat dilarang.
Dalam konferensi persnya Lula menyambut hangat kehadiran Maduro dan menyebut pertemuan menjadi catatan sejarah karena dilakukan setelah lebih dari 7 tahun.
"Kita sedang menjalani momen bersejarah. Sulit dipercaya bertahun-tahun berlalu tanpa dialog dengan tetangga yang berbagi wilayah Amazon dengan kita," kata Lula, seperti dimuat TVP World.
Keduanya bertemu di Istana Planalto pada hari pertemuan puncak dengan presiden Amerika Selatan untuk membahas peluncuran kembali blok kerja sama regional UNASUR, di Brasilia.
Salah satu bahasan utamanya adalah tentang sanksi AS yang dilayangkan pada Venezuela.
Dalam kesempatan itu, Lula mengkritik Amerika Serikat terkait “900 sanksi” yang dijatuhkan pada Venezuela dan penolakan mereka untuk mengakui Maduro sebagai Presiden.
Menurut Lula, sanksi yang dijatuhkan AS itu terlalu dibesar-besarkan dan keenganan Washington untuk mengakui Maduro sama saja dengan tidak menghormati pilihan bangsa Venezuela.
"Saya pikir sangat tidak masuk akal jika mereka menyangkal bahwa Maduro adalah presiden Venezuela,” pungkasnya.
BERITA TERKAIT: