Reuters pada Selasa (30/5) melaporkan, banyak penjaga perdamaian pimpinan NATO (KFOR) yang terluka dalam bentrokan tersebut.
"Sekitar 25 tentara penjaga perdamaian NATO yang mempertahankan tiga balai kota di Kosovo utara terluka dalam bentrokan dengan pengunjuk rasa Serbia pada Senin, sementara presiden Serbia menempatkan tentara pada tingkat siaga tempur tertinggi," tulis Reuters.
Dalam sebuah pernyataan, KFOR mengutuk kekerasan tersebut.
"Saat melawan kerumunan paling aktif, beberapa tentara dari kontingen KFOR Italia dan Hongaria menjadi sasaran serangan tak beralasan dan luka trauma yang berkelanjutan dengan patah tulang dan luka bakar akibat ledakan alat pembakar," kata KFOR.
Tujuh tentara Hongaria terluka parah akan dibawa ke Hongaria untuk dirawat. Menteri Pertahanan Hongaria Kristof Szalay-Bobrovniczky yang menyayangkan peristiwa itu mengatakan mereka yang terluka akan sepenuhnya mendapat pengobatan segera.
KFOR mengatakan ada juga tentara dari Italia yang terluka. Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani mengatakan di Twitter bahwa 11 orang Italia termasuk di antara pasukan KFOR yang terluka, dan tiga dari mereka dalam kondisi serius tetapi tidak mengancam jiwa.
Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni kemudian mengatakan bahwa serangan lebih lanjut terhadap penjaga perdamaian internasional tidak akan ditoleransi, tetapi dia juga tampaknya menegur Kosovo karena perannya dalam menciptakan adegan tersebut.
"Sangat penting untuk menghindari tindakan sepihak lebih lanjut oleh otoritas Kosovar dan semua pihak yang terlibat segera mengambil langkah mundur untuk menurunkan ketegangan," kata Meloni.
BERITA TERKAIT: