Mengomentari tibanya persenjataan buatan AS di Taiwan, Kementerian Luar Negeri China memperingatkan bahwa Beijing akan dengan tegas menjaga kedaulatan nasional dan keamanan teritorialnya.
Kementerian Pertahanan Taiwan sebelumnya mengkonfirmasi bahwa pengiriman pertama Rudal FIM-92 Stinger buatan AS telah tiba di pulau itu sementara Washington juga dilaporkan membantu pulau itu mendapatkan akses ke sistem tautan data aman Link-22 NATO.
"Penjualan senjata AS ke Taiwan merupakan pelanggaran berat terhadap tiga komunike bersama China-AS, merusak kedaulatan dan kepentingan keamanan China, serta merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan," kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning, seperti dikutip dari
Global Times.Mao juga mendesak AS untuk berhenti mempersenjatai pulau Taiwan dan berhenti menciptakan ketegangan di Selat Taiwan.
"Kami sekali lagi memperingatkan otoritas Partai Progresif Demokratik (DPP) bahwa upaya mengandalkan kekuatan eksternal untuk mencari kemerdekaan dan menolak reunifikasi dengan kekerasan hanya akan berakhir dengan kegagalan," ujarnya.
Mengutip pejabat pertahanan, media Taiwan mengatakan bahwa penjualan senjata senilai 500 juta dolar AS baru saja dimulai, dan rudal FIM-92 Stinger telah tiba di bandara Taoyuan pada Kamis.
AS telah mengumumkan penjualan rudal FIM-92 Stinger ke Taiwan pada tahun 2019.
Washington juga akan membantu Taiwan mendapatkan akses ke sistem tautan data aman Link-22 NATO, yang akan memfasilitasi pertukaran data di antara unit militer dari pihak yang berpartisipasi.
Pakar militer China Song Zhongping ikut mengomentari pengiriman rudal AS ke Taiwan.
“Sistem pertahanan udara portabel manusia seperti rudal FIM-92 Stinger telah terbukti mematikan dalam peperangan perkotaan. Begitu otoritas Taiwan memperoleh sistem Link-22, itu berarti pulau itu akan digiring di bawah struktur komando tempur AS," kata Song.
Menurutnya, hal itu menunjukkan bahwa di bawah konsepsi AS, begitu konflik militer pecah di Selat Taiwan, AS tidak akan berada di garis depan, tetapi akan memerintahkan dan mengorbankan pasukan di pulau itu untuk melayani strategi AS untuk menahan daratan China.
Song kemudian mengingatkan bahwa China tidak mungkin tinggal diam dan membiarkan pihak luar membantu mengupayakan kemerdekaan Taiwan.
"Jika pasukan militer luar berani membantu separatis Taiwan untuk memisahkan wilayah dari China, PLA akan menggunakan caranya sendiri untuk menyelesaikan masalah Taiwan untuk selamanya, dan memberi tahu mereka melalui tindakan bahwa kemerdekaan Taiwan adalah jalan buntu," kata Song.
BERITA TERKAIT: