Setelah gagal diluncurkan karena terkendala gangguan teknis, Roket Nuri yang juga dikenal dengan KSLV-II lepas landas dari Naro Space Center di pantai selatan Korsel pada pukul 18:24 waktu setempat dalam penerbangan ketiganya.
"Di antara delapan satelit di dalam roket, satelit kelas komersial utama melakukan kontak dengan stasiun pangkalan di Antartika setelah berhasil memisahkan diri dari kendaraan ruang angkasa," kata Menteri Sains Lee Jong-ho, seperti dikutip dari
Reuters.
Presiden Yoon Suk Yeol mengatakan, peluncuran roket yang memiliki panjang 47,2 meter dan berat 200 ton itu menjadikan Korsel berada dalam urutan tujuh negara teratas yang sukses meluncurkan satelit buatan dalam negeri ke orbit dengan kendaraan peluncuran ruang angkasa yang juga buatan dalam negeri.
“Ini akan sangat mengubah cara dunia melihat teknologi ilmu antariksa Korea Selatan dan industri majunya,” kata Yoon.
Sebelumnya pada Rabu, kementerian membatalkan peluncuran yang direncanakan beberapa jam sebelum waktu yang dijadwalkan, dengan alasan masalah teknis, yang digambarkan oleh para pejabat sebagai kesalahan komunikasi dalam sistem yang mengontrol tangki helium di landasan peluncuran.
Mereka mengatakan masalah itu berhasil diperbaiki setelah bekerja semalaman.
Nuri dikembangkan secara independen dengan teknologi roket milik Korsel - mulai dari desain dan manufaktur hingga pengujian dan peluncuran, sebuah lompatan maju yang signifikan bagi negara yang sejauh ini mengandalkan sumber daya asing untuk pengembangan kendaraan peluncuran ruang angkasa.
Proyek Nuri senilai 2 triliun won (22,5 triliun rupiah) yang dimulai pada 2010 akan berlanjut hingga 2027, dengan tiga peluncuran roket tambahan.
Nuri dalam bahasa Korea berarti dunia.
Nuri merupakan roket tiga tahap yang dikembangkan untuk menempatkan satelit ke orbit rendah 600-800 km di atas bumi.
BERITA TERKAIT: