Laporan itu dilontarkan oleh kepala pengawas transportasi Rusia, Viktor Basargin, pada Selasa (16/5) dalam pertemuan komite Duma Negara, dengan mengatakan pihaknya melakukan inspeksi mendadak, dan menemukan lebih dari 2000 kasus tersebut.
Menurut Basargin, dalam inspeksinya, operator transportasi yang menggunakan peralatan Barat mengalami kekurangan suku cadang dan masalah pasokan, yang disebut sangat berbahaya bagi keselamatan para penumpang.
“Barang-barang tertentu tidak mungkin dikirim (karena sanksi). Akibatnya, banyak kasus pesawat yang dioperasikan dengan pelanggaran yang secara langsung berdampak pada keselamatan penerbangan,” kata Basargin, seperti dimuat
Meduza.
Ia tidak menjelaskan secara rinci ribuan perjalanan udara yang ia maksud.
Atas laporan tersebut, pemerintah dan pihak maskapai besar Rusia membantah klaim Basargin, dengan mengatakan pihaknya tidak mengoperasikan penerbangan dengan suku cadang kadaluwarsa.
Berdasarkan klarifikasi dari Kementerian Transportasi Rusia, metode penilaian risiko mereka sangat berbeda, dengan temuan dari tim pengawas Basargin.
Menurut otoritas tersebut, penilaian semacam itu memerlukan analisis tahunan, relevansi, dan penerapan data ke penerbangan jalur utama sebelum dapat mengklaim pelanggaran itu.
BERITA TERKAIT: