Hal tersebut disampaikan Guterres dalam pertemuan tertutupnya dengan Perdana Menteri Jamaika Andrew Holness, yang bersedia mengirimkan pasukannya ke negara itu.
Menurut Guterres, sejauh ini tidak ada negara lain yang melangkah maju meskipun sudah ada permohonan langsung dari perdana menteri Haiti dan pejabat tinggi lainnya pada Oktober lalu untuk membantu mereka mengerahkan pasukan internasional untuk melawan lonjakan kekerasan geng.
“Kami agak menemui jalan buntu saat ini. Saya ingin sekali lagi meminta masyarakat internasional untuk memahami bahwa solidaritas yang efektif dengan Haiti bukan hanya soal kemurahan hati,” ujarnya.
Ia menuturkan bahwa kekerasan geng di Haiti telah menewaskan ratusan orang.
“Ini pada dasarnya masalah kepentingan pribadi, karena situasi saat ini di Haiti mencerminkan ancaman, ancaman terhadap keamanan seluruh wilayah dan lebih jauh lagi,” tambahnya, seperti dimuat
ABC News, Selasa (16/5).
Menanggapi seruan tersebut, Holness yang sempat berkunjung ke Haiti pada Februari lalu mengatakan pihaknya, dan negara-negara lain ingin melihat konsensus politik dan rencana kerangka waktu dari pemerintah Haiti untuk mengakhiri pengerahan pasukan di negara tersebut.
“Bukannya permohonan itu tidak didengarkan. Namun, itu sedang didengar. Pertanyaannya adalah kecepatan dari tindakan (pemerintah Haiti),” pungkasnya.
BERITA TERKAIT: