Hal itu diungkap oleh laporan yang dirilis organisasi nirlaba,
Ukraine Victims of War (UVW), bekerja sama dengan Universitas Katolik Ukraina pada Senin (15/5).
Menurut laporan itu, Rusia sengaja meningkatkan gaji tentara hingga 700.000 rubel atau Rp 130 juta guna menarik lebih banyak warga sipil bergabung dalam pasukan.
Disebut UVW, gaji itu lebih tinggi sepuluh kali lipat gaji dibanding gaji UMR warga yang rata-rata sebesar Rp 63.060 rubel atau Rp 11,7 juta.
Anggota Dewan UVW, Yuriy Mukhin mengatakan kepala militer telah memasang iklan di situs lowongan kerja populer dengan membuka 5.800 lowongan.
“Mereka mencoba menggunakan segala cara yang mungkin untuk merekrut orang, dan mereka mengaktifkan upaya mereka,” kata Mukhin, seperti dimuat
The Defense Post.
Mukhin menilai perekrutan terbaru sebagai potret upaya Rusia untuk memperkuat pasukannya yang terkuras.
"Setelah penelitian kami, kami yakin bahwa bahkan jumlah iklan ini dapat memberi Angkatan Darat Rusia sekitar 80.000 rekrutan,” ungkapnya.
Pekan lalu, Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengungkapkan Moskow telah kehilangan sekitar 197.000 tentara dalam sebulan terakhir.
Kekurangan itu disinyalir menjadi motivasi Rusia untuk mengiklankan sejumlah tawaran agar banyak warga tertarik bergabung dalam perang.
BERITA TERKAIT: