Dikutip dari
BBC, Kamis (11/5), Khan diseret dari Pengadilan Tinggi Islamabad saat ia menghadiri sidang Selasa.
Rekaman penangkapannya menunjukkan pasukan paramiliter menangkap Khan dan menyeretnya dari dalam gedung pengadilan, sebelum membawanya pergi dengan kendaraan lapis baja. Pengadilan kemudian memutuskan Khan ditahan selama delapan hari.
Mahkamah Agung kemudian menyatakan pada Kamis bahwa penangkapan tersebut dinyatakan ilegal dan memerintahkan pembebasannya segera.
Khan telah ditahan di wisma polisi di ibu kota sejak Selasa, yang diubah menjadi pengadilan darurat. Seorang hakim secara resmi mendakwanya melakukan korupsi untuk pertama kalinya dalam puluhan kasus yang dia hadapi. Namun, Khan mengaku tidak bersalah.
Khan akan tetap berada dalam tahanan pengadilan di bawah pengawasan polisi sampai sidang pengadilan dijadwalkan pada Jumat.
Lewat pengacaranya, mantan pemain kriket itu meminta maaf kepada Mahkamah Agung atas gangguan yang disebabkan oleh protes yang meluas terhadap penahanannya, dan mengatakan anggota dan pendukung partai akan tetap damai mulai sekarang.
Khan juga mengaku telah dipukul dengan tongkat ketika ditangkap oleh Biro Akuntabilitas Nasional pada Selasa, klaim yang tidak ditanggapi oleh pasukan keamanan. Demonstrasi menentang penangkapannya sejauh ini telah menewaskan 10 orang.
Penangkapan juga terjadi kepada para pemimpin senior dari partai Khan pada Rabu malam saat pemerintah memanggil militer untuk mengakhiri protes yang meluas.
Salah satu yang ditangkap pihak berwenang adalah Shah Mahmood Qureshi, mantan menteri luar negeri dan wakil ketua partai Pakistan Tehreek-e-Insaf. Ia diamankan pada Kamis pagi.
Dua pemimpin senior PTI lainnya, Asad Umar dan Fawad Chaudhry, ditangkap pada Rabu.
Polisi Islamabad mengatakan pada Kamis pagi bahwa pasukan telah mencapai ibu kota, menyusul ketegangan yang tinggi sejak penangkapan Khan pada Selasa.
Sejak itu para pengunjuk rasa telah menyerbu gedung-gedung militer, menggeledah kediaman seorang jenderal angkatan darat di kota timur Lahore dan membakar gedung-gedung.
Sedikitnya lima orang tewas dalam kekerasan yang semakin mengguncang negara Asia Selatan berpenduduk 220 juta orang itu.
“Tontonan seperti itu belum pernah disaksikan dalam 75 tahun terakhir,” kata Perdana Menteri Shehbaz Sharif.
“Orang-orang dijadikan sandera di kendaraan mereka, pasien dibawa keluar dari ambulans dan kemudian kendaraan itu dibakar," ujarnya.
BERITA TERKAIT: