Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Berlatar Krisis Ukraina, Menlu China Qin Gang Bertandang ke Eropa

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 09 Mei 2023, 09:49 WIB
Berlatar Krisis Ukraina, Menlu China Qin Gang Bertandang ke Eropa
Menteri Luar Negeri China, Qin Gang, berpidato di Sidang Reguler ke-52 Dewan Hak Asasi Manusia, Jenewa, pada 28 Februari 2023/Net
rmol news logo Sejumlah agenda dipersiapkan Beijing dalam kunjungan Menteri Luar Negeri China Qin Gang ke Eropa atas perannya sebagai penengah dalam konflik Ukraina.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin mengatakan, Qin akan mengadakan pertemuan dengan rekan-rekannya dari Jerman, Prancis dan Norwegia mulai Senin hingga Jumat mendatang.

"Atas undangan Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock, Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna dan Menteri Luar Negeri Norwegia Anniken Huitfeldt, anggota dewan negara dan Menteri Luar Negeri Qin Gang akan mengunjungi Jerman, Prancis, dan Norwegia dari 8 hingga 12 Mei," kata Wang, seperti dikutip dari HK Express.

Perjalanan Qin dilakukan dua minggu setelah China dengan tegas mengatakan pihaknya menghormati kedaulatan semua negara bekas Soviet, menyusul komentar duta besarnya untuk Prancis yang memicu kemarahan di Eropa dan mempertanyakan upaya Beijing untuk memposisikan dirinya sebagai pihak netral dalam perang Ukraina.

Duta Besar Lu Shaye mengatakan negara-negara yang muncul setelah jatuhnya Uni Soviet tidak memiliki status efektif menurut hukum internasional karena tidak ada perjanjian internasional yang menegaskan status mereka sebagai negara berdaulat.

Komentarnya kepada televisi Prancis tampaknya merujuk tidak hanya ke Ukraina, yang diinvasi Rusia pada Februari 2022, tetapi juga ke semua bekas republik Soviet yang muncul sebagai negara merdeka setelah jatuhnya Uni Soviet pada 1991.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan penjelasan dari Beijing telah sepatutnya mengklarifikasi masalah tersebut dan bahwa China tidak mempertanyakan kedaulatan negara-negara bekas Soviet.

Presiden China Xi Jinping berbicara dengan timpalannya dari Ukraina Volodymyr Zelensky melalui telepon tak lama setelah kehebohan atas komentar Lu, panggilan pertama antara kedua pemimpin sejak invasi Rusia.

Diskusi hampir satu jam, yang dilaporkan termasuk advokasi Xi untuk negosiasi perdamaian, disambut oleh tuduhan Rusia bahwa Ukraina merusak upaya untuk mengakhiri pertempuran.

Sebuah "makalah posisi" 12 poin yang diterbitkan oleh China pada Februari dilihat oleh banyak pemerintah Barat lebih condong ke Rusia, dan kunjungan ramah ke Moskow pada bulan Maret oleh Xi untuk bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin menyebabkan kritik luas.

Beijing hingga saat ini mempertahankan sikap netral dalam konflik Ukraina. Xi sendiri tidak pernah mengutuk invasi Rusia tetapi pemimpin China mendapat tekanan yang meningkat dari negara-negara Barat untuk turun tangan.

Baerbock, dalam kunjungan ke Beijing bulan lalu, mendesak China untuk meminta Rusia menghentikan perang di Ukraina dan mengatakan tidak ada negara lain yang memiliki pengaruh lebih besar terhadap Rusia.  rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA