Begitu yang disampaikan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr atau Bongbong Marcos selama kunjungannya di Pusat Kajian Strategis dan Internasional Washington, pada Jumat (5/5).
Marcos mencoba memperjelas tujuan dari Perjanjian Kerja Sama Pertahanan yang Ditingkatkan (EDCA) 2014, di mana pangkalan AS ditempatkan untuk membantu Filipina mengatasi perubahan iklim.
Ia mengaku telah memberikan penjelasan yang sama kepada Menteri Luar Negeri China untuk menghindari ketegangan dan kesalahpahaman.
"Saya meyakinkan dia (Menlu China) bahwa pangkalan militer tidak untuk menyerang atau bergerak melawan siapa pun, negara mana pun, bukan China, bukan negara mana pun,” tegas Marcos, seperti dimuat
Malay Mail. Pangkalan itu, kata Marcos tidak pernah dipersiapkan untuk tindakan ofensif apa pun dan AS juga tidak pernah memintanya menyediakan pasukan jika potensi perang China benar-benar terjadi.
"Jika pangkalan EDCA digunakan sebagai basis militer, maka itu akan berada di luar parameter yang telah didiskusikan oleh kedua negara," kata Marcos.
Hubungan Filipina dan AS semakin dalam sejak Marcos memberikan akses militer tambahan keempat lokasi pangkalan baru Februari lalu.
Kebijakan itu mendapat respon negatif dari China yang menyebutnya sebagai sesuatu yang memicu api ketegangan regional.
BERITA TERKAIT: