Berdasarkan laporan yang dirilis oleh Inspektur Jenderal AS Khusus untuk Rekonstruksi Afghanistan, John F. Sopko pada Selasa malam (2/5) waktu setempat, dana sekitar 2,1 miliar dolar (Rp 30 triliun) tetap mengalir ke Afghanistan sejak Agustus 2021, yang dikhususkan untuk membantu masyarakat negara itu, dan bukan untuk mendukung Taliban.
“Sejak pengambilalihan Taliban, pemerintah AS berusaha untuk terus mendukung rakyat Afghanistan bukan untuk memberikan keuntungan bagi rezim Taliban,” kata John F. Sopko, seperti dimuat
The Washington Post pada Rabu (3/5).
Namun dalam laporan yang disoroti inspektur jenderal itu, Taliban disebut menggunakan berbagai metode untuk mengalihkan dolar bantuan dari AS.
Selain itu, disebutkan bahwa Taliban telah memungut biaya pada organisasi nonpemerintah yang masih beroperasi di Afghanistan. Mereka juga telah memerintahkan LSM untuk memberikan bantuannya kepada personel Taliban sebelum kepada masyarakat yang lain.
Hal tersebut telah membuat para pejabat AS menyoroti kembali dana yang telah mereka berikan kepada Afghanistan yang seharusnya digunakan untuk masyarakat, dan bukan untuk perbendaharaan Taliban.
BERITA TERKAIT: