Hal tersebut diumumkan oleh Kementerian Pertahanan Rusia, Selasa (2/4), dengan mengatakan sebagian besar yang mereka evakuasi merupakan para diplomat, personel militer, warga negara Rusia, serta warga negara tetangga yang meminta bantuan.
"Empat pesawat Il-76 dari Pasukan Dirgantara Rusia telah membawa lebih dari 200 orang dari Republik Sudan ke Federasi Rusia," kata kementerian itu di aplikasi perpesanan Telegram, seperti dimuat
Al Arabiya.
Secara historis, Rusia memiliki hubungan yang baik dan dekat dengan Sudan, karena selama tiga dekade lalu negara itu menjadi pemasok utama senjata ke Khartoum selama pemerintahan mantan presiden Omar al-Bashir.
Namun sejak al-Bashir jatuh pada 2019 lalu hubungan antar kedua negara menjadi jauh, tetapi kembali menguat pada 2021 ketika militer mengkudeta pemerintahan negara itu.
Selain itu kelompok paramiliter Wagner Rusia selama bertahun-tahun juga berada di negara itu untuk membantu menjaga tambang emas di Sudan.
Konflik antara militer dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) yang meletus sejak 15 April lalu telah mengakibatkan 528 orang tewas dan hampir 4.600 lainnya mengalami luka-luka, yang memicu pemerintah asing mengevakuasi warga negaranya dari negara berkonflik tersebut.
BERITA TERKAIT: