Dalam pertemuan itu, Menlu menekankan berbagai hal di antaranya terkait komitmen Indonesia terhadap warga Afghanistan, terkhusus pada perempuan dan anak-anak di sana.
"Hak-hak perempuan Afghanistan penting untuk dihormati termasuk hak terhadap pendidikan dan pekerjaan mereka," tegas Menlu Retno dalam sebuah pernyataan.
Melihat situasi kemanusiaan yang semakin memburuk, Menlu mengatakan Indonesia telah berinisiatif memberikan bantuan kesehatan dan pendidikan yang memadai bagi warga Afghanistan.
Di bidang pendidikan, kata Retno, Indonesia akan berfokus pada pemberdayaan pemuda dan perempuan Afghanistan melalui beasiswa pendidikan yang diberikan.
"Indonesia akan memberikan beasiswa atau
capacity building kepada kaum muda Afghanistan termasuk kaum perempuannya," ujarnya.
Sementara di bidang kesehatan, jelas Menlu, Indonesia akan memberikan 10 juta vaksin polio untuk rakyat Afghanistan dan prosesnya telah dikonsultasikan langsung dengan pihak WHO.
"Proses persiapan pemberian vaksin terus dilakukan saat ini, baik dengan WHO, UNICEF dan BioFarma sebagai produsen vaksin Polio," ungkapnya.
Mendengar pemaparan Menlu, Sekjen PBB maupun semua negara yang hadir, mengapresiasi upaya yang dilakukan Indonesia untuk membantu Afghanistan.
Selain Indonesia, negara yang diundang dalam pertemuan Afghanistan itu antara lain adalah AS, Rusia, China, Inggris, Prancis, Jerman, Arab Saudi, India, PEA, Qatar, Turki dan negara lainnya. Selain itu ada 2 organisasi internasional yang hadir, yaitu yaitu OKI dan UE.
Di sela-sela pertemuan, Menlu RI melakukan sejumlah pertemuan lainnya, antara lain dengan UNAMA, dengan Utusan Khusus AS untuk Afghanistan dan Utusan Khusus Inggris dan Norwegia. Ia juga bertemu dengan Menlu Pakistan, Hina Rabbani Khar serta Sekjen PBB.
BERITA TERKAIT: