Rencana itu diungkap Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Politik, Victoria Nuland, dalam pidatonya di Forum Kemitraan AS-Ukraina di Washington pada Kamis (13/4) waktu Amerika.
Nuland mengatakan bahwa Washington sedang merencanakan program rekonstruksi besar-besaran untuk Ukraina yang bertujuan tidak hanya untuk membangun kembali kota-kota, dan desa-desanya, tetapi juga untuk menyediakan militer yang kuat, infrastruktur energi yang lebih hijau dan lembaga pemerintah yang akan lebih kuat melawan korupsi.
"Rekonstruksi Ukraina akan menelan biaya setidaknya 411 miliar dolar AS selama periode sepuluh tahun, menurut perkiraan konservatif Bank Dunia," katanya, seperti dikutip dari
AFP, Jumat (14/4).
“Di antaranya, kami bekerja untuk memastikan bahwa Rusia harus membantu membayar semua yang telah rusak,†ujarnya.
Dia mengatakan bahwa berkat dukungan Kongres, Departemen Kehakiman AS telah diberi wewenang baru untuk menggunakan aset yang disita dari oligarki Rusia untuk membantu membangun kembali Ukraina.
“Pada bulan Februari, kami mengumumkan tahap pertama sebesar 5,4 juta dolar AS di bawah otoritas ini, dengan lebih banyak pengumuman yang akan datang,†kata Nuland.
Dia juga menekankan sedang ada diskusi tentang perkiraan aset bank sentral Rusia senilai 300 miliar AS yang telah dibekukan oleh Amerika dan sekutunya sehubungan dengan rekonstruksi Ukraina.
Namun, pada Kamis, surat kabar Jerman Die Welt melaporkan �" setelah melihat dokumen internal yang tidak dipublikasikan oleh Komisi Eropa �" bahwa Brussel telah sampai pada kesimpulan untuk mengembalikan cadangan bank sentral yang dibekukan.
Ini bisa terjadi setelah konflik di Ukraina berakhir, menurut outlet tersebut.
Cadangan devisa bank sentral Rusia disita oleh AS dan Uni Eropa tak lama setelah pecahnya konflik di Ukraina Februari lalu. Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menggambarkan langkah itu sebagai pencurian, menuduh Barat kembali ke era bandit, dan kapitalisme liar dari zaman Demam Emas pada abad ke-19.
BERITA TERKAIT: