Klaim tersebut terungkap dalam salah satu dokumen Pentagon yang bocor baru-baru ini, yang menyoroti bahwa aksi protes terhadap perombakan sistem peradilan yang diusulkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, dijalankan oleh badan intelijen negaranya sendiri.
"Mossad menganjurkan stafnya dan warga negara Israel untuk memprotes reformasi yudisial yang diusulkan Pemerintah Israel yang baru, termasuk beberapa seruan eksplisit untuk bertindak yang mencela pemerintah Israel," kata dokumen yang bocor tersebut.
Namun, seperti dimuat FOX News, kantor Netanyahu yang bertanggung jawab atas badan intelijennya itu segera menolak klaim tersebut, dengan memastikan bahwa Mossad tidak berada di balik aksi protes itu.
"Laporan yang diterbitkan pers Amerika adalah kebohongan dan tanpa dasar apa pun. Mossad dan pejabat seniornya tidak mendorong personel untuk bergabung dalam demonstrasi menentang pemerintah, demonstrasi politik, atau aktivitas politik apa pun," tulis kantor perdana menteri atas nama Mossad.
Sementara itu, dalam menanggapi dokumennya yang bocor dan membuat geger publik ini, Pentagon mengatakan akan menyelidiki dan menyerahkan masalah tersebut kepada Departemen Kehakiman.
Israel memanas dengan puluhan ribu massa terus menggaungkan protes. Mereka menyerukan penghentian upaya Netanyahu yang ingin merombak sistem peradilan.
Perombakan itu disebut bertujuan untuk mengawasi komite yang mereka pilih sendiri, dan membatasi hak Mahkamah Agung dalam membatalkan undang-undang, yang membuat masyarakat Israel marah selama berminggu-minggu dan menganggap bahwa Netanyahu akan membawa negara itu ke arah otoritarianismenya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: