Bertempat di Aerial Function Centre, University of Technology, Sydney, konferensi tersebut berhasil menghadirkan 100 delegasi yang terdiri dari guru dan praktisi dari berbagai Pusat Buddha Tibet di Australia.
Mengutip laporan
ANI News pada Minggu (2/30), konferensi bertujuan mempertemukan seluruh anggota dari Pusat Buddha Tibet dalam satu tempat untuk mendiskusikan keprihatinan lembaga atas pelanggaran kebebasan beragama dan kebijakan sanitasi Tibet oleh China.
Presiden Pemerintahan Tibet Pusat, Sikyong Penpa Tsering dalam pidato virtualnya menekankan pentingnya empat komitmen utama dan gagasan pembelajaran Sosial, Emosional, serta Etis (SEE) dari Dalai Lama ke-14.
Ia juga menyarankan agar Pusat Buddha Tibet Australia dapat mengambil inisiatif dalam memperkenalkan kurikulum pembelajaran SEE di sekolah-sekolah Australia dengan menghubungi otoritas lokal dan negara bagian.
Senator Australia, Janet Rice yang merupakan pendukung setia Tibet mengatakan dukungannya untuk kebebasan HAM di Tibet.
"Dunia tidak boleh menyerah begitu saja dan membiarkan Buddhisme Tibet serta tradisi dan budaya Tibet dihancurkan oleh pemerintah China totaliter yang represif," tegasnya, dalam tayangan video.
Ia berkomitmen untuk terus mendorong pemerintah Australia agar menentang segala upaya pemerintah China yang mengganggu praktik Buddhisme Tibet.
Konferensi itu juga dihadiri oleh tamu utama di antaranya, Ketua Federasi Dewan Buddha Australia dan Dewan Buddha New South Wales, Gawaine Powell Davies dan Mantan anggota Parlemen Tibet di Pengasingan, Geshe Lobsang Goga.
Konferensi diakhiri dengan konsensus tentang pentingnya empat komitmen utama Dalai Lama, yaitu, pemajuan nilai-nilai kemanusiaan berdasarkan kesatuan kemanusiaan; promosi kerukunan antaragama di antara tradisi agama dunia; pelestarian bahasa, budaya, warisan, dan perlindungan lingkungan alam Tibet; dan kebangkitan pengetahuan India kuno di dunia saat ini.
BERITA TERKAIT: