Dalam laporan yang diungkap oleh New York Times, kode program itu telah diunggah dalam platform GitHub milik Microsoft yang dapat diakses oleh publik.
Setelah mengetahui adanya kebocoran, GitHub segera menghapus kode pemrograman itu atas permintaan dari Twitter, yang telah meminta pihak berwenang untuk melakukan penyelidikan internal.
"Twitter meminta Pengadilan Distrik AS, Utara California, untuk memerintahkan GitHub mengidentifikasi orang yang membagikan kode tersebut dan individu lain yang mengunduhnya," kata New York Times.
Seperti dimuat Outlook India pada Senin (27/3), para eksekutif Twitter mencurigai kebocoran terjadi atas ulah dari mantan pegawainya di San Fransisco yang kini masih diselidiki secara internal.
"Para eksekutif yang menangani masalah tersebut menduga bahwa mantan pekerja yang meninggalkan perusahaan berbasis di San Fransisco pada tahun lalu bertanggung jawab dalam kebocoran ini," tulis
Outlook India.Pengguna yang mengunduh kode tersebut dengan nama akun Free Speech Enthusiast, dicurigai merupakan seorang mantan pegawai dari burung biru, yang terdampak dari pemecatan 75 persen karyawan, sejak Elon Musk mengambil alih Twitter pada tahun lalu.
Kebocoran tersebut terjadi untuk yang kedua kalinya dalam beberapa bulan terakhir, yang memicu kekhawatiran yang mendalam atas bocornya identitas dari ratusan juta penggunanya.
BERITA TERKAIT: