Pada Sabtu (25/3), Prayuth dicalonkan oleh Partai Persatuan Bangsa Thailand sebagai kandidat utama, dengan kemungkinan besar akan bersaing menghadapi kandidat Paetongtarn Shinawatra dari partai Pheu Thai.
Paetongtarn sendiri merupakan putri dan keponakan dari mantan perdana menteri Thailand, yang berasal dari keluarga miliarder.
Dimuat
Asia One, Prayuth yang merupakan mantan pemimpin junta militer yang sempat menggulingkan kekuasaan pemerintah sipil pada 2014 lalu, dan menjadi perdana menteri resmi pada 2019 itu berjanji akan menjaga kesejahteraan rakyat dan stabilitas negara serta melindungi monarki, jika ia terpilih kembali menjadi pemimpin di negara itu.
"Kami dengan sukarela akan membuat semua orang sebahagia mungkin," kata Prayuth di acara pesta untuk memperkenalkan kandidat anggota legislatifnya yang akan maju dalam pemilihan.
Dengan slogan "sudah dilakukan, sedang dilakukan, dan akan dilanjutkan", ia berjanji bahwa pemerintahan berikutnya akan melanjutkan kebijakan pemerintah yang sekarang dengan kesungguhan penuh.
“Hal yang paling penting adalah membela negara dan melindungi institusi utama negara. Tolong percaya saya seperti yang selalu Anda lakukan,†kata pria 69 tahun itu.
Meski dalam jajak pendapat, Prayuth tertinggal dari saingannya, pemilu Thailand diperkirakan akan menjadi pertikaian antara elit mapan dan kekuatan pro-demokrasi yang telah mendominasi politik di negara Asia Tenggara itu selama beberapa dekade lalu.
BERITA TERKAIT: