Dalam pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri Venezuela pada Senin (20/3), mereka mengindikasi upaya AS yang ingin menyerang negara-negara berdaulat dengan laporan HAM.
"AS menerbitkan laporan untuk menyerang negara berdaulat, namun di dalam perbatasannya sendiri ia gagal dalam mengurangi kebrutalan rasisme polisi yang dilembagakan serta kemiskinan," kata Kementerian, dimuat
China ORG pada Selasa (22/3).
Dalam laporan tahunannya itu, AS dinilai telah mendiskreditkan negara dengan menyatakan banyak pelanggaran HAM yang terjadi di Venezuela, yang dianggap pemerintah sebagai serangan politik, tanpa memperhatikan pelanggaran HAM yang terjadi di negaranya sendiri.
"(Ini adalah) Negara yang 20 tahun lalu meluncurkan salah satu invasi paling brutal dalam sejarah terhadap rakyat Irak, yang menyebabkan ratusan ribu kematian dan menerapkan metode penyiksaan, (sementara) dengan sinis mencoba mengajarkan pelajaran tentang bagaimana caranya melindungi hak asasi manusia bagi seluruh umat manusia," sindir Kementerian.
Saat ini, meskipun AS dan antek-anteknya dianggap terus menyerang Venezuela, pemerintah itu menyatakan akan terus mempertahankan hak-hak ekonomi, politik dan sosial untuk seluruh penduduknya dan akan memenuhi komitmen multilateralnya untuk menjamin kehidupan yang bermartabat bagi warganya.
BERITA TERKAIT: