Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

China: Tumben Media Barat Tidak Kritis pada Klaim AS Terkait Sabotase Pipa Nord Stream, Jangan-jangan ada Sesuatu

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 16 Maret 2023, 07:43 WIB
China: Tumben Media Barat Tidak Kritis pada Klaim AS Terkait Sabotase Pipa Nord Stream, Jangan-jangan ada Sesuatu
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin/Net
rmol news logo Munculnya teori yang menyebutkan bahwa sabotase pipa gas Nord Stream dilakukan kelompok pro-Ukraina ikut dikomentari Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin.

Dalam hal ini Wang menyoroti sikap media Barat yang menurutnya berbeda dari biasanya, tidak kritis dan menerima begitu saja klaim yang dilontarkan para pejabat AS atas peristiwa tersebut.

Pada konferensi pers Rabu (14/3), Wang menggambarkan jaringan pipa tersebut sebagai proyek infrastruktur lintas batas yang vital, yang kehancurannya memiliki dampak serius pada pasar energi global dan lingkungan ekologis.

"China menginginkan penyelidikan yang obyektif, tidak memihak dan profesional atas pengeboman itu dan mereka yang bertanggung jawab dimintai pertanggungjawaban, lebih cepat lebih baik," kata Wang, seperti dikutip dari Xinhua.

Diminta untuk mengomentari apa yang disebut "teori Ukraina", yang pertama kali dikemukakan oleh pejabat anonim AS di New York Times minggu lalu, Wang mengatakan bahwa ia mencatat perubahan perilaku yang tiba-tiba oleh media Barat, setelah mereka menghabiskan waktu sebulan untuk mengabaikan laporan jurnalis Seymour Hersh yang menyalahkan AS dan Norwegia.

“Kami telah mencatat bahwa beberapa media Barat diam secara misterius setelah Hersh melaporkan bahwa AS berada di balik ledakan Nord Stream. Media ini luar biasa simultan dalam membuat suara mereka didengar. Bagaimana AS menjelaskan ketidaknormalan seperti itu? Apakah ada sesuatu yang tersembunyi di balik layar?” kata Wang.

Nord Stream 1 dan 2, jaringan pipa yang dibangun di bawah Laut Baltik untuk membawa gas alam Rusia ke Jerman dan selanjutnya ke Eropa Barat, rusak dalam serangkaian ledakan pada September 2022.

Pada awal Februari, Hersh menerbitkan sebuah laporan yang merinci bagaimana Washington menghancurkan jaringan pipa, menjelaskan bagaimana penyelam AS menanam bahan peledak dan sebuah pesawat Norwegia mengirimkan sinyal ledakan.

Pemerintah AS membantah semua tuduhan, melabeli laporan Hersh sebagai kisah fiksi yang benar-benar palsu, sementara Rusia dan China menyerukan penyelidikan yang independen dan transparan.

Laporan NYT mengutip pejabat AS yang tidak disebutkan namanya yang menyatakan bahwa para penyabot kemungkinan besar warga negara Ukraina atau Rusia, atau kombinasi dari keduanya, mengutip intelijen baru yang tidak ditentukan.

Pejabat anonim tersebut bersikeras tidak ada warga negara AS atau Inggris yang terlibat, dan bahwa tidak ada bukti Presiden Volodymyr Zelensky atau pejabat Ukraina lainnya yang mengarahkan serangan itu.

Ini sejalan dengan Kyiv yang memang membantah bertanggung jawab atas ledakan Nord Stream.

Ketika dia diperlihatkan artikel Times selama wawancara, Hersh tertawa dan bertanya, "Apakah mereka sebodoh itu?" mengacu pada sumber anonim outlet. Meskipun demikian, media Barat seolah menerima cerita itu begitu saja.

Presiden Rusia Vladimir Putin juga tidak yakin atas teori tersebut.

Selama wawancara dengan Rossiya-1 pada Selasa, dia menolak anggapan bahwa aktor non-negara dapat berada di balik tindakan sabotase yang kompleks, ia menyebut laporan itu sebagai omong kosong.

"Serangan itu hanya bisa dilakukan oleh spesialis, dan didukung oleh seluruh kekuatan negara yang memiliki teknologi tertentu," kata Putin. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA