Hal tersebut dilaporkan oleh Badan Pengungsi PBB (UNHCR) dalam sebuah pernyataan pada Senin (6/3).
UNHCR mengatakan lebih dari satu juta pengungsi Rohingya tinggal di kamp-kamp di Cox's Bazar, sebagian besar melarikan diri dari penumpasan yang dipimpin militer di Myanmar pada 2017.
Pengungsi Rohingya bernama Shafiur Rahman mendesak pihak berwenang untuk menyediakan fasilitas yang lebih baik, karena dirinya dan keluarga kembali kehilangan rumah mereka setelah kebakaran.
“Rumah kami dibakar di Myanmar. Sekarang kami mengalami hal yang sama di sini,†kata Rahman, seperti dimuat Reuters.
Amnesty International juga meminta pemerintah Bangladesh untuk menyediakan akomodasi yang lebih aman bagi para pengungsi.
Akibat insiden kabakaran, lebih dari 2.000 tempat penampungan dan lebih dari 90 fasilitas termasuk rumah sakit dan pusat belajar habis dilalap api.
Komisaris Bantuan dan Repatriasi Pengungsi Mohammad Mizanur Rahman mengatakan pihaknya masih menyelidiki penyebab kebakaran untuk mengetahui apakah itu tindakan sabotase atau bukan.
Kebakaran sering terjadi di kamp yang penuh sesak tersebut. Kebakaran besar pada Maret 2021 menewaskan sedikitnya 15 pengungsi dan menghancurkan lebih dari 10.000 rumah.
BERITA TERKAIT: