Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Gubernur Bank Thailand, Chayawadhee Chai-anant dalam acara High Level Seminar ASEAN Matters Epicentrum of Growth di Jakarta, Senin (6/3).
Berkaca pada pengalaman Thailand, Chayawadhee mengatakan selama pandemi, negaranya memperberlakukan kebijakan dasar yang luas seperti kebijakan suku bunga, dan juga moratorium utang.
"Kami secara bertahap melepaskan kebijakan keuangan yang ditargetkan pada kelompok-kelompok kecil, seperti rumah tangga dan UMKM di sektor Pariwisata," jelasnya.
Setelah negaranya berangsur pulih, kata Chayawadhee, Thailand tidak langsung menerapkan kebijakan keuangan normal yang ditetapkan sebelum Covid-19.
"Untuk menggunakan kebijakan kehati-hatian makro seperti rasio layanan utang, atau pinjaman yang bertanggung jawab, kita benar-benar harus menunggu hingga pendapatan naik atau setidaknya mencapai level sebelum Covid-19," kata Chayawadhee.
Lebih jauh, Chayawadhee menilai, bahasan ekonomi campuran tersebut sangat baik jika menjadi salah satu topik yang dibahas dalam KTT ASEAN mendatang.
"Saya pikir mereka benar-benar perlu mempertimbangkan pengaturan waktu kebijakan campuran selama berbagai tahap ekonomi dan saya pikir ini waktu yang sangat bagus yang kita bahas di forum ini dulu," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: