Hal tersebut dikonfirmasi oleh Departemen Keamanan Publik (DPS) di Texas, yang menyebutkan bahwa sedikitnya 3000 orang telah dicuri identitasnya melalui situs web gelap.
"Kelompok kriminal itu menggunakannya untuk memesan duplikat SIM melalui situs web negara bagian," kata pernyataan dari DPS.
Menurut lembaga itu, kelompok kriminal menjalankan aksinya dengan memesan lisensi duplikat dengan membayar 11 dolar AS (Rp 167 ribu) untuk dikirimkan ke alamat pihak ketiga.
Berdasarkan laporan dari
New York Post pada Selasa (28/2), orang Asia dari berbagai etnis kini telah menjadi korban dari pencurian identitas ini yang pertama kali diketahui oleh vendor pihak ketiga yang menangani pembayaran.
Saat ini penyelidikan skema kejahatan itu masih terus diselidiki oleh pihak berwenang.
Namun menanggapi kasus tersebut, pejabat dari partai Demokrat, Mary Gonzalez mengecam kejahatan ini dan meminta penegak hukum untuk memberi tahu kepada para korban bahwa identitasnya telah dicuri.
“Seseorang bisa berkeliling sebagai Mary González sekarang selama dua bulan, dan tidak ada yang diberi tahu,†ujar González.
BERITA TERKAIT: