Terlahir sebagai putra dari Kim Il Sung dan Kim Jong Suk, membuat Kim Jong Il tumbuh di antara gerilyawan. Kim Il Sung dan Kim Jong Suk dikenal sebagai tokoh anti-Jepang.
Di Korea, gerilyawan anti-Jepang dikenal dengan keberanian mereka. Meski hanya bersenjatakan senjata ringan, mereka berani melawan Jepang yang ketika itu mengklaim diri sebagai salah satu dari lima kekuatan terbesar di dunia.
Keberanian Tak TerkalahkanSalah satu contoh kekuatan gerilya Korea yang paling dikenal adalah insiden terkait kapal mata-mata Amerika Serikat (AS), USS Pueblo, pada Januari 1968. Di mana kapal itu ditangkap oleh Korea Utara.
Merasa malu karena salah satu kapal perangnya direbut untuk pertama kalinya dalam sejarah, AS mengirim tiga kapal induk termasuk yang bertenaga nuklir, mengancam Pyongyang dengan nuklir.
Saat itu, Presiden Kim Il Sung meminta Kim Jong Il untuk membuat keputusan tentang bagaimana dia akan menangani kapal tersebut jika dia adalah Panglima Tertinggi Tentara Rakyat Korea.
Kim Jong Il menyatakan dengan tegas bahwa dia tidak akan pernah melepaskan awak kapal kecuali AS menyerahkan surat untuk menyerah. Bahkan jika Washington menyerah, Pyongyang tidak akan mengembalikan kapal itu karena dianggap sebagai "piala" bagi negaranya.
Kemudian pemerintah AS mengajukan surat permintaan maaf dan mengakui bahwa kapal tersebut ditujukan untuk spionase.
Di tengah perang dingin, Kim Jong Il telah mengubah Korea Utara menjadi negara nuklir yang kuat.
Pandangan HidupKim Jong Il dikenal sebagai sosok yang memiliki pandangan hidup yang banyak dipuji. Keyakinannya bahwa Korea akan terbebas dari penjajahan Jepang membuat gerilyawan memiliki semangat tinggi.
Seperti halnya pada tahun 1998, ketika Kim Jong Il sedang melewati sebuah desa di sebuah provinsi. Melihat ladang pertanian terdiri dari petak-petak kecil, dia berkata telah lama memikirkan penataan kembali lahan, membuka rencananya untuk menjadikan semua ladang tanaman di negara itu menjadi skala besar dan terstandarisasi.
Pemimpin RakyatKim Jong Il dikenal mencintai rakyat dengan penuh semangat, menghormati mereka, dan memberikan pelayanan yang penuh pengabdian kepada mereka.
Ini tidak terlepas dari kehidupan Kim Jong Il yang dikelilingi gerilyawan anti-Jepang.
Kim Jong Il hidup dengan sederhana di antara penderitaan rakyat. Dia harus mengatasi segala macam kesulitan, mengalami kekurangan makanan. Inilah mengapa dia menjalani hidup yang baik dan selalu siap menghadapi kesulitan apapun jika itu demi kebaikan rakyat.
Di hari-hari terakhir hidupnya, Kim Jong Il menderita penyakit serius yang disebabkan oleh kelelahan mental dan fisik yang berlebihan. Tetapi dia bekerja dengan penuh semangat, tanpa mengungkapkan kondisi kesehatannya.
BERITA TERKAIT: