Menurut laporan tersebut, microchip jenis NXP dan Nexperia yang diproduksi oleh pabrikan Belanda telah dimiliki oleh tiga perusahaan Rusia.
Dijelaskan bahwa Rusia mendapatkan chip itu dari sekelompok perusahaan China yang menjalin hubungan dengan perusahaan semikonduktor Belanda.
Sementara itu, perusahaan Belanda membantah telah berbisnis dengan Rusia dan mengatakan tidak bisa melakukan apa-apa jika chip dikirim ke Moskow melalui perdagangan paralel melalui China.
Direktur intelijen sumber terbuka dan kelompok riset analisis di Royal United Services Institute, James Byrne menekankan chip canggih Belanda sangat penting bagi pertahanan Rusia di tengah perang.
"Berbagai komponen Belanda sangat penting untuk mesin perang Rusia," kata James, seperti dimuat
Republic World pada Senin (30/1).
James mengungkap chip Belada dapat ditemukan di hampir semua jenis drone militer Rusia dan senjata presisi lainnya, seperti rudal jelajah.
Ukraina juga sempat diminta untuk memeriksa 27 sistem dan peralatan pertahanan Rusia, dan ditemukan bahwa 10 dari 27 sistem senjata berisi chip NXP.
Kementerian Luar Negeri Belanda turut prihatin dengan kondisi tersebut dan mengajak negara-negara Uni Eropa untuk bergerak bersama menghentikan aktivitas percaloan ilegal yang dilakukan China.
Sebab, jika dibiarkan, maka konflik di Rusia dan Ukraina akan semakin meningkat dan persatuan sekutu Barat akan diragukan.
BERITA TERKAIT: