Lokasi pembangunan bandara hanya berjarak 5 kilometer dari suaka atau tempat perlindungan bagi sekitar 200 spesies burung, termasuk flamingo dan pelikan.
Oleh sebab itu, aktivis yang terdiri dari 100 ahli lingkungan dan ahli burung mengadakan protes bersama di lokasi pembangunan tersebut pada Minggu (29/1).
Seorang pemandu wisata pantai Adriatik, Alben Kola menuturkan proyek bandara Albania bertentangan dengan UU nasional dan internasional tentang perlindungan keanekaragaman hayati.
"Bagi mereka yang mengira bandara ini akan membawa pembangunan, kenyataannya bandara ini hanya akan membawa kehancuran,†tegasnya, seperti dimuat
TRT World.
Kola menambahkan bahwa pembangunan itu juga berkaitan dengan ambisi Albania untuk menjadi layak dan dapat segera bergabung dengan Uni Eropa.
Sementera itu, LSM Perlindungan dan Pelestarian Lingkungan Alam di Albania (PPNEA), Joni Vorpsi menyerukan dukungan Uni Eropa untuk menghentikan proyek tersebut.
Sebab, pantai Adriatik tidak hanya melindungi satwa liar dan habitat alam Albania saja, melainkan juga Eropa.
"Ini menunjukkan bahwa kekayaan alam ini bukan hanya milik kami tetapi milik seluruh Eropa dan pemerintah asing melakukan lebih banyak untuk melindunginya daripada kami,†ujar Vorpsi.
Vorpsi khawatir jika pembangunan tetap dilanjutkan, maka habitat burung rentan punah dan risiko tabrakan pesawat dengan burung besar akan semakin meningkat.
Di sisi lain, pemimpin proyek pembangunan bandara yang berasal dari Swiss, Mabetex menyangkal risiko tersebut karena jalur lepas landas dan pendaratan pesawat di sana tidak akan bertentangan dengan rute burung.
Landasan pacu akan berjarak 3,5 kilometer dari suaka burung dan 5 km dari rute migrasi burung utama.
Proyek pembangunan bandara Albania telah dimulai sejak Desember 2021 dan diperkiarakan akan rampung pada 2024 mendatang.
BERITA TERKAIT: